TREND SULAWESI - Pemerintah Daerah Tolitoli melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Komunikasi dan Edukasi (KIE) terkait Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi tahun 2025.
Kegiatan sosialisasi resmi dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD Tolitoli serta dihadiri Peserta dari kelurahan Tuweley, kelurahan Baru, Kelurahan Panasakan, Kelurahan Sidoarjo, Kelurahan Nalu, Desa Dadakitan dan Desa Buntuna bertempat di salah satu hotel ternama kabupaten Tolitoli, selasa 09 september 2025 pukul 08.00 wita.
Kepala Pelaksana BPBD Tolitoli, Abdullah Haruna mengatakan Kegiatan dalam penanggulangan bencana tidak hanya dibutuhkan dalam kondisi darurat bencana tapi juga penting pada saat Pra Bencana.
"Mempersiapkan masyarakat di daerah rawan bencana tentu harus senantiasa dilakukan, selain informasi yang memadai tentang potensi bencana di suatu daerah pelatihan kebiasaan meng hadapi situasi bencana juga harus dilakukan secara berkelanjutan, " Kata Abdullah Haruna, Selasa (09/10/2025).
Tapi harus diingat informasi yang berlimpah saja tidak cukup untuk menyadarkan warga atas bahaya bencana yang mengancam cara menyampaikan informasi juga harus dilakukan dengan tepat. Kekeliruan dalam dalam mengkomunikasikan sebuah informasi bisa menimbulkan ketidakpastian yang memperburuk situasi.
Pada kesempatan ini juga Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah juga menerima laporan dari peserta tentang kondisi Daerah mereka yang sering terdampak bencana terutama bencana banjir.
"Semua usulan desa dan kelurahan akan ditindak lanjuti melalui kajian kebutuhan pasca bencana yang akan melahirkan dokumen rencana pasca bencana dari beberapa lokasi yang diusulkan diantara akan ditangani lebih awal melalui dana operasioanal yang di bidang kedaruratan dan logistik, " jelasnya.
Lanjutnya lagi, Sosialisasi ini bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan, membangun kesadaran, dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana di suatu wilayah.
"Kegiatan ini merupakan upaya memberikan pembelajaran kepada masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, agar mereka mengetahui apa yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah bencana terjadi," ujarnya.
Harapannya, dengan dilaksanakannya sosialisasi dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang risiko bencana dan mendorong perilaku tanggap dan siaga terhadap situasi darurat.
Tentunya dengan memperkuat ketangguhan komunitas lokal dalam menghadapi bencana serta mengurangi risiko dan dampak korban jiwa serta kerugian materiil.
"Saya berharap peserta sosialisasi dapat mengikuti kegiatan ini dengan fokus, sehingga dapat mengaplikasikan materi yang disampaikan narasumber. Kepada Bapak narasumber Saya berharap dapat memberi penjelasan dan pemahaman terhadap rawan bencana di Kabupaten Tolitoli," katanya diakhir sambutan.