TREND SULAWESI - Anggota DPRD Tolitoli Taufik menyoroti maraknya kasus pelecehan seksual kepada perempuan dan anak yang terjadi di kabupaten Tolitoli. Teranyar, kasus dugaan pelecehan seksual yang dialami siswa disalah satu sekolah dasar oleh oknum gurunya sendiri.
Disebutkan belakangan ini, ada 4 kasus pelecehan seksual yang terjadi pada awal tahun hingga bulan mei 2025. ini menjadi sinyal bahwa upaya pencegahan dan penanganan di Kabupaten Tolitoli belum maksimal.
Sehingga, dirinya mendesak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, khususnya yang menangani masalah sosial dan perlindungan anak, untuk lebih proaktif dalam upaya pencegahan dan penanganan.
Dirinya pun menekankan pentingnya program konkret yang meliputi edukasi masyarakat dan pendampingan terhadap korban kekerasan.
“OPD harus memiliki program yang konkret, baik dalam hal edukasi masyarakat maupun pendampingan korban. Jangan sampai kasus seperti ini terus meningkat,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti peran penting orangtua dalam memberikan perhatian terhadap anak-anak sebagai benteng utama perlindungan.
Orangtua harus peka terhadap kebutuhan dan perasaan anak-anak mereka serta memastikan mereka tumbuh di lingkungan yang aman dan sehat,” jelasnya.
Dirinya menegaskan bahwa kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan bukan hanya soal angka, tetapi juga menyangkut masa depan generasi muda serta hak asasi manusia. Untuk itu, ia meminta langkah konkret dari berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi masyarakat kabupaten Tolitoli.
“Orang tua jangan lepas tangan dalam mengawasi anak. Perhatikan mereka, baik di dalam rumah maupun di luar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dirinya juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melaporkan jika ada anggota keluarga atau anak yang mengalami kekerasan, terutama kekerasan seksual. Ia berharap aparat penegak hukum memberikan hukuman berat kepada pelaku kekerasan agar dapat memberikan efek jera.
“Aparat penegak hukum harus bisa memberikan hukuman yang berat agar menjadi efek jera,” pungkasnya.