Notification

×

Iklan

Pemuda Tolitoli Kritik Kinerja Polres Lamban Tangani Dugaan Kasus Pelecehan Terhadap Anak

| Juni 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-03T05:34:53Z



TREND SULAWESI – Dugaan kasus tindak kekerasan seksual yang dialami seorang siswa SD di Kabupaten Tolitoli mengundang reaksi keras berbagai kalangan. Diketahui, tindak kejahatan seksual yang diduga dilakukan berulang kali oleh 3 pria dewasa tersebut saat ini ditangani oleh Polres Tolitoli. 


Dihubungi awak Trendsulawesi.com via WhatsApp, Selasa (03/06/2025), Mantan Ketua Umum HMI Cabang Tolitoli, Ardan turut menyoroti tindakan tidak manusiawi tersebut.


“Secara pribadi dan organisasi kepemudaan tetap konsisten mengawal kasus ini. Kami juga siap sedia melakukan pendampingan sampai adanya kepastian hukum,” ujar Ardan. 


Sekalipun kasus tersebut sebelumnya telah dilaporkan oleh orang tua Korban ke SPKT Polres Tolitoli. namun menurut Ardan, dirinya sangat kecewa lantaran kinerja aparat kepolisian (Polres Tolitoli) yang dinilai lamban menangani kasus yang dialami Korban yang tergolong anak di bawah umur.


Selain itu, Mantan Ketua HMI Cabang Tolitoli ini juga menyoroti kinerja lembaga yang diberikan kewenangan untuk menangani hal serupa seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.


Dikatakan, keberadaan lembaga atau dinas tersebut harusnya intens melakukan sosialisasi dan edukasi baik di lingkungan formal maupun non formal. Upaya ini demi minimalisir tindak kekerasan terutama kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Tolitoli.


“Sangat disayangkan kasus-kasus seperti ini grafiknya mengalami peningkatan di Tolitoli. Ini adalah penyakit sosial yang dampaknya akan merusak tatanan masa depan generasi muda sekaligus masa depan Tolitoli,” sesalnya.


Sementara itu, dalam dugaan kasus serupa yang terjadi diketahui terduga pelaku berstatus sebagai tenaga pendidik alias guru. Olehnya itu, secara tegas mendesak Dinas Pendidikan dan Bupati Tolitoli agar segera mengambil langkah tegas atas tindakan terduga pelaku. Tindakan ini menurutnya telah mencoreng nama institusi pendidikan di Tolitoli.


“Jika benar ada pelaku yang berprofesi sebagai guru, tindakan mereka jelas-jelas mencoreng nama baik dunia pendidikan di Tolitoli,” ujarnya.


Terkait kasus ini, Ardan berharap peran institusi keluarga sebagai pilar utama guna membentengi anak-anak dengan pendidikan dan pengetahuan keagamaan yang mumpuni. Upaya ini untuk menghindari kemerosotan moral yang berdampak tercerabut nilai-nilai sosial spritual pada anak.

×
Berita Terbaru Update